Sebut saja nama mereka Al dan
Dul, eehhh jangan langsung menyimpulkan kalau aku mau cerita tentang anak-anak
Ahmad Dani. Tenang aja di cerita ini nggak bakal nama El kok, soalnya aku nggak
suka kalo ada orang ketiga, soalnya biasanya orang ketiga kalo adda dua orang
yang berduaan kan setan hehehe. Al ini adalah mahasiswa jurusan Teknik
Perminyakan di sebuah Universitas A, dia ini angkatan 2007, ya bener 2007...
dan sekarang sudah tahun 2014, sudah 7 tahun dia kuliah, sudah banyak makan
asem garam yang ada kampus.
Kuliah itu memang banyak kendala
yang harus dilewati. Skripsi dan penelitiannya si Al ini yang bikin kuliahnya
molor semakin lama dan semakin lama. Sebenernya si Al pernah kehilangan
pegangan dan mau memutuskan untuk mengakhiri skripsinya dan beralih profesi
dari menjadi mahasiswa. Semakin hari, setiap periode wisuda saat temen-temennya
mengenakan toga dan mendapat gelar sarjana, dia hanya berdiam di kost, tidak
ikut bersuka cita bersama teman sejawatnya yang akhirnya wisuda.
Dorongan dari orang tua, saudara
dan sahabatnyalah yang akhirnya membuat dia terus memperjuangkan skripsinya
hingga pada akhirnya tanggal 17 oktober 2014 kemaren, dia resmi menganakan toga
dan diwisuda. Meskipun dia adalah angkatan tertua yang wisuda untuk periode,
tapi ucapan selamat dan peluk bahagia dari kawan dan keluarganya bisa
membuatnya merasakan manisnya perjuangannya selama ini.
Ciyyee akhirnya wisuda nih hehehe
Lanjut ke tokoh kedua, namanya
dul.., dia mahasiswa universitas B, universitas yang letaknya ada diseberang
universitas A. Dia lebih muda daripada si Al, dia mahasiswa angkatan 2009. Dia
kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual, sama dengan Al, dia juga menemui
kendala di skripsinya. Sudah hampir beberapa lama skripsinya mandeg (berhenti)
sampai situ saja. Sembari mengerjakan skripsi si Dul bisnis jualan celana jeans
yang dia produksi sendiri. Bisnisnya ini semakin lama semakin berkembang, makin
lama dia makin lupa dengan skripsinya dia lebih fokus ke bisnisnya.
Sudah hampir satu tahun, si Dul
meninggalkan kostnya dan skripsinya. Dia kembali kampungnya untuk fokus ke
produksi celana jeansnya. Belum ada keputusan kalau dia akan melanjutkan
kuliahnya atau tidak, selama satu tahun itu sebenarnya dia bingung antara
bisnis atau skripsinnya. Hingga pada akhirnya kemaren tanggal 30 Oktober 2014,
dia kembali ke kostnya dan membereskan semua yang berkaitan dengan kuliahnya.
Maksudnya dia membereskan barang-barang kuliah dan barang-barang di kostnya
yang kemudian dia paketkan ke rumahnya. Pada akhirnya, dia berpikir kalau
bisnis lebih menjanjikan daripada kuliahnya. Dia memilih untuk tidak menyelesaikan
kuliahnya.
Setelah jadi pengusaha si Dul ini hobbynya cuma traveling dan menikmati hidup
Si Al dan Dul punya pilihan yang
berbeda. Hidup adalah sebuah pilihan, bagi mahasiswa pilihannya adalah mau melanjutkan skripsi atau
meninggalkan skripsi. Kita tidak tahu apakah yang akan terjadi di masa depan
nanti, siapakah yang nanti akan menyesali pilihannya, apakah si Al yang terus
memperjuangkan kuliahnya atau si Dul yang memilih mundur dari kuliahnya. Sudah
banyak kisaah sukses bagi orang yang mengenyam bangku pendidikan, si Al mungkin
bisa jadi ketua SKK Migas yang kebetulan satu almamater dengan dia atau mungkin
jadi petinggi di perusahaan BUMN macam Pertamina, yang memang sesuai dengan
bidang ilmu yang dia geluti. Si Dul mungkin bisa jadi orang macam Bill Gates
yang memilih jalan yang sama dengan dirinnya, atau mungkin bisa menjadi menteri
seperti menteri kelautan dan perikanan yang sekarang ramai dibicarakan karena
pendidikannya yang hanya tamatan SMP.
Jika ada perbedaan sebenarnya apa
sih hubungannku dengan mereka berdua, ya sebenarnya kami tinggal bersama tanpa
ikatan perkawinan. Iya maksudnya kami tinggal satu kost di kost rajawali, jadi
hampir tiap hari aku bertemu mereka dan tahu bagaimana kondisi mereka, sebagai
teman tentu akan ikut bahagia kalau temannya bahagia dan ikut menghibur saat
teman sedang sedih... dan semoga di kemudian hari Si Al dan Dul tidak ada yang
menyesali pilihan mereka.
Apapun pilihan kita, yang terpenting adalah kita terus menjaga passion. Dengan passion yang tinggi Insya Allah kita akan sukses meraih tujuan hidup kita. Apapun itu, jika hubungan kita dengan Tuhan dan passion terus terjaga kesuksesan akan kita raih.
BalasHapusSalam kenal ya :)
Iya, selama kita masih berjalan di jalan yang benar dan passion kita masih arahnya tidak melenceng dari ajaran agama, insya allah akan dimudahkan jalannya oleh Allah ..Amiin :D
HapusJika dari segi etisnya hidup, kita pasti memilih yang membuat kita dapat menghasilkan uang dan membuat banyak orang tertolong. Tapi, Kuliah juga banyak mengajarkan bahwa pentingnya sebuah pendidikan, meskipun kadang sarjana itu gak dipake, tapi kita bisa mengenal banyak karakter, mengenal dunia melalui pendidikan. Seharusnya kita menjadi pemilih yang baik, bukan hanya memilih yang terbaik. Gitu sih
BalasHapusYa, brooo...
HapusPrespektif masing-masing orang berbeda, si Al dan Dul sudah punya pertimbangan yang terbaik untuk pilihan mereka, aku juga lebih condong untuk memilih pendidikan karena jalur pendidikan bisa mengantarkan kita menuju jalan kesuksesan.
Nah-nah, gue setuju juga sama lu brohh, pendidikan = jalan. :)
Hapuskeduanya memiliki tekad dan tujuan, yang mati-matian menyelesaikan dan yang mati-matian beralih ke"dunia lain". Tentunya ada beberapa penyesalan namun pada akhirnya ada kepuasan dalam menyambut sesuatu yang diperoleh dengan kerja keras kan
BalasHapusIya, mereka ini dua teman baikku...
HapusAku harap mereka mendapatkan kesuksesan di masa depan denga pilihan mereka masing-masing :D
setiap pilihan akan ada resikonya, akan ada kendalanya. ketika merasa nyaman dengan satu pilihan, maka seseorang akan memilih terus melakukannya. tapi bukan berarti tidak ada kemungkinan bahwa suatu saat pilihannya akan berubah haluan. sebab setiap pilihan akan selalu ada kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi. tergantung pada siapa yang menjalani, sebab tidak ada kesia-siaan dari usaha dan kerja keras.
BalasHapusDalam usaha keras, pasti ada hasil yang kita petik, memang tidak ada yang sia-sia dalam usaha keras, yang ada adlah hasilnya bukan seperti yang kita harapkan, bisa hasilnya kita lihat lebih baik atau kita lihat kurang baik, tinggal melihat dari prespektif masing-masing orang
HapusHeem Agak di sayangkan Kalau tinggal Seleseikan Skripsi dak Out, tapi ya Hidup ntu sebuah Pilihan, YG bisa memilih hanya dirinya sendiri,
BalasHapusMenurut Gue Pendidikan ntu lebih penting, kalau berbisnis ntu kan bisa kapan pun,
Misal sambil kul :)
Iya itu emang udah keputusannya bro, dia udah memikirkannya mateng-mateng.... Dan dia juga sudah siap dengan segala konsekuensinya, sebagai temen aku cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk dia.
HapusKerja yang dibayar dari hobi ini menyenangkan.
BalasHapusKalo soal pilihan gak ada yang bisa menghalangi, karena semua orang berhak memilih dan bersuara. Gue sih suka sama karakter si Dul, dia suka kerja. Mungkin bisa aja dia akan melanjutkan kuliahnya setelah bisa membiayai kuliah sendiri. Selebriti aja sering mandek kuliahnya karena pekerjaan toh, tapi mereka melanjutkan lagi.
Semoga si Al bisa seperti itu, husnuzon aja deh sama si Al hehehe
BalasHapussalut sama keduanya, karena sama-sama memperjuangkan apa yang diangkap lebih penting dalam hidupnya, pro sama si Dul berani mengambil pilihan yg out of the box, pasti golongan darahnya B *sok tau banget*
BalasHapusAku juga golongan darahnya B hehehe, kayaknya bukan masalah golongan darah deh....
Hapusiya memang ini tindakan yang out of the box, tapi semoga tidak ada penyesalan di tindakan si Dul :D
Wih.. berani banget. Sudah banyak orang memang yang mulai percaya bahwa pendidikan yang tinggi tidak otomatis membuat kesuksesan kita kian dekat. Bahkan orang-orang yang benar-benar serius menggeluti bidangnya, dan meninggalkan pendidikannya, justru bisa menjadi sukses, lebih cepat. Tapi, hanya sedikit orang yang benar-benar berani melakukannya, lebih banyak yang menyayangkan pendidikannya yang sudah hampir selesai, dan akan mengaplikasikan ilmunya setelah lulus. Ya, hidup itu pilihan. Moga tidak ada penyesalan atas pelihan al dan dul di atas..
BalasHapusTulisan yang menambah wawasan.. haha
Iya bang, makasih juga buat komentarnya :D
Hapusya engga ada yang tahu nantinya akan seperti apa, ini postingan dan kisahnya si dul adalah inspirasi buat gue juga, karna ini true story gue ditahun ini yang memutuskan untuk mundur, hmm sebuah pilihan yang belum tau benar atau tidak. tapi gue mau ngembangin bakat gue bang, doain ya bisa kaya si dul :D
BalasHapusSemoga itu memang pilihan yang terbaik broo :D
HapusAmiin broo, aku selalu mendoakan yang terbaik, apalagi untuk orang-orang yang berjalan menuju jalan yang baik :D
Sebenarnya kuliah hanya sebagai batu loncatan kita kemasa depan. kita gak bisa maksaain kalo gak lulus kuliah gak sukses. kadang juga passion kita gak sama dengan jurusan kita.
BalasHapusMemang lebih nyaman untuk berkuliah sesuai dengan passion kita dan bekerja sesuai dengan kesenangan kita, tapi sekarang semoga pilihan yang dipilih memang pilihan yang terbaik
Hapussebenernya bafus pilihan yang pertama. pendidikan emang gak bakal nentuin masa depan kita seutuhnya. Hanya saja pendidikan bisa menjadi modal suatu saat nanti, meskipun bidang yang kita geluti emang beda. Tapi yah itulah namanya pilihan, baik buruk resikonya ya di tanggung sendiri. Sukur0sukur kalau jadi orang berhasil, kalau nggak? Nyeselpun sudah tak ada guna hahaha
BalasHapusAku juga condongnya kalau milih ya tentu pilihan pertama, tapi itu kembali ke masing2 orangnya.... Kalo untuk resiko, aku yakin mereka masing-masing sudah siap menghadapi segala resikonya
Hapus