Yudi Rahardjo Blog

Tepatnya tanggal 5 Mei 2018 yng lalu, bisa dikatakan jadi hari lahirnya  UPN Runner, komunitas lari dari mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta.  Kenapa jadi hari lahir ? karena baru dikesempatan ini anggota komunitas ini resmi pake jersey komunitasnya dan kita lari bareng di dalam suatu acara lari, emang sih bukan acara lari gede, acara larinya namanya “Lexy Night Run” itu sebenarnya acara peluncuran motor baru dari Yamaha, biar rame sih diadain acara lari juga disitu.

Ngomongin komunitas UPN Runner ini, komunitas ini sudah ada sebelum aku ikutan, founder yang sebenarnya adalah Ilham Makarim, dia ini juniorku tapi pengalaman larinya udah bejibun, udah pernah ngerasain Full Marathon (42 kilo) berkali-kali apalah aku yang baru sekali lari yang Half Marathon dan baru suka lari kemaren-kemaren ini. Si Ilham ini juga udah ikutan komunitas lari terbesar di Jogja yaitu Indorunners Jogja dari tahun 2014 lalu. Aku kenal ilham ini juga nggak kenal langsung, dikenalin temen juga, temenku ini namanya Galih, cerita gimana aku dan Galih bisa kenal Ilham ini kayaknya nggak terduga dan kayaknya kok bisa ya.  Jadi ceritanya awalnya gini.

Aku DIET, cerita dietku bisa kalian baca di SINI, singkatnya setelah diet aku jadi suka lari, tapi cuma lari asal aja,lari sendirian gitu, lama-lama lari sendirian bosen juga, aku ngajakin si Galih, Galih ini ketua salah satu kelompok study di UPN, namanya Interdiscplinary Sientific Research (ISR), dari situ aku ngajakin kawan-kawan anggotanya di ISR buat lari rutin tiap hari minggu, jadilah kita bikin agenda namanya ISRun. Tapi ISRun ini sepi peminat, yang ada yang lari tiap minggu ya Cuma kami berdua.

Kelompok ISRun (aku sama Galih doang) kita mulai ikut-ikutan event lari, event lari yang pertama kita ikutin adalah Rail run, itu acara yang diadakan oleh PT KAI dan mengundang bintang tamu yang luar biasa beken yaitu Sheila On 7, motivasi awal kita juga Cuma nonton Sheila On 7 aja sebenarnya, larinya ya cuma segitu aja, sebagai event lari yang pertama kali kami ikutan, prestasi kami terhitung amat sangat cupu, nggak tahu nanti dijalan bakal ada Water Station, kamu bawa tas gede buat bawa air, soalnya takutnya kehausan pas lari, konyol banget, pakaiannya aja kayaknya nggak pas banget, pakenya celana training kepanjangan yang bikin susah lari. 

Beberapa lamai kemudian gerakan ISRun bubar, karena aku cuma lari sendirian, aku sibuk lari sendiri, Galih pengin sibuk lari, tapi dia juga sibuk nyari kerjaan part-time, akhirnya Galih kerja di warnet, pas kerja di warnet ini  galih ketemu temennya yang anak komunitas sepeda, temennya galih ini ngajakin buat dia jadi panitia acara JBR (Jogja Beach Run) , aku nggak diajak, faak banget nih si Galih... seenaknya sendiri ikutan acara lari tapi nggak ajak-ajak.

Dari JBR ini, Galih kenal ilham,  trus Galih ngenalin aku ke  ilham, ilham  ini yang ngenalin  ke Playon Jogja, berangkatlah aku rutin tiap kamis malam diacara TNR (Thursday Night Run), awalnya canggung lama kelamaan lari jadi kebutuhan, kenal juga ke banyak orang. Lama kelamaan ketahuan kalo banyak yang satu almamater denganku, mulailah buat ide bikin kaos UPN Runner, realisasi idenya ini cukup lama, ya sekitar satu tahun. Sekarang kita ada agenda rutin buat lari muterin embung tambak boyo tiap rabu sore. Rabu kemarin pas agenda lari yang pertama, kita ketemu sama AMIKOM runner, ya udah sekalian lari bareng dan foto-foto aja hehe. kan UPN sama AMIKOM tetanggaan. 

Demikian cerita gimana bisa berdirinya UPN Runner, gimana juga aku bisa kenal kawan-kawan baru ini, semoga perteman sehat, iya dong sehat kan kita lari bareng terus hehe, pertemanan sehat kita ini bisa langgeng ..

Ammminnn

“Kalo avanza itu nggak bisa disalip pak”

“kok bisa ?"

“kan yang punya mobil avanza itu banyak, jadi setelah nyalip avanza satu, di depan bakal ketemu avanza lagi”

Percakapan singkat aku dan bapakku ketika bapakku mengatakan keinginannya untuk mengganti mobil lama kami yaitu kijang dengan avanza. Kalo dibilang mau beli mobil baru bukan juga sebenarnya, karena kami bakal belinya mobil second, kalo beli baru duitnya nggak sampe, ada solusi memang buat kredit, tapi di prinsip keluarga kami tidak terbiasa untuk beli sesuatu dengan kredit, beraat, tiap bulan kayaknya kerasa dihantuin cicilan hehe. mending nabung sendiri terus beli second.

Ini  sesuai dengan prinsip youtuber yang suka review mobil-mobil, namanya Mas Wahid, dia tuh pinsipnya #yangpentingcash, beli mobil second nggak papa, yang penting tunai, jangan kredit, cicilan tiap bulannya berat, kamu nggak akan kuat, nggak usah saja hehe.

Prinsip ini sudah kami anut sejak lama, dari tahun 2006 keluarga kami sebenarnya sudah punya mobil, mobil pertama kami adalah Suzuki Carry keluaran tahun 1987, dulu niatannya cuma kepingin punya mobil, biar kalo pergi bisa satu keluarga rame-rame, nggak pake kendaraan umum terus. Waktu itu kakakku kuliah di Semarang, buat nganter kakak bolak-balik ke Semarang kami butuh mobil, awalnya sih biasanya nyewa mobil temennya ibu, tapi kok lama-lama jadi ada rasa ingin memiliki.Bapak juga ternyata diem-diem ikutan les nyetir karena kepengin bisa bawa mobil sendiri.

   

Si Carry ini nggak berumur lama, perannya Cuma sebaga inisiator awal atau istilahnya pemanasan Bapak belajar nyetir. Tahun 2008, alhamdulillah keluarga kami dapat rejeki dari pembebebasan lahan jalan tol yang melewati tol pejagan-brebes, jadi kami ganti mobil. Karena ukuran tubuh keluarga kami nambah subur, kami butuh mobil yang gede dan tangguh, akhirnya jadilah pilihan kami ke mobil kijang 1994. Si kijang ini yang paling bersejarah, jam terbangnya juga paling banyak, udah dibawa berapa kali ke Jakarta. Mulai tahun 2009, bapak ngelanjutin studi  S-2nya ke UNNES (Universitas Negeri Semarang), memang kuliahnya di kampus pembantu yang ada di Tegal, tapi tiap sebulan atau berapa minggu sekali harus ke Semarang  buat ngurus apa-apanya gitu, jadi ya kayaknya si Kijang ini dibawa ke Semarang udah sering banget. Tahun 2012 aku mulai kuliah di Jogja, si Kijang ini juga yang setia nganterin aku dan keluarga pas ada perlu apa-apa ke Jogja, ketangguhannya memang sudah nggak diragukan lag si Kijang ini.

Sepuluh tahun kemudian,di tahun 2018  tabungan kami sudah cukup untuk ganti mobil. Kondisi keluarga kami sudah berbeda lagi, anggota keluarga kami sudah bertambah, sekarang kakakku sudah menikah dan punya anak, anaknya namanya si Ghaida, karena udah ada si Ghaida ini, kami butuh mobil baru yang lebih nyaman buat si dedek bayi ini, akhirnya pilihan kami jatuh ke Kijang innova tahun 2006, sesuai dengan kebutuhan keluarga kami. Bapak awalnya tetep kekeuh buat nyari Avanza, tapi setelah dibujuk oleh semua anggota keluarga, Bapak menyerah dan manut saja buat ngebeli si Kijang Innova ini.

Tanggal 14 juli besok bapak ulang tahun yang ke 57, mobil ini jadi hadiah buat bapak, hadiah yang sebenarnya bapak beli sendiri hehe.

Susah memang jika tidak membandingkan acara Mandiri Jogja Marathon(Jogja Marathon)  dengan Bank Jateng  Borobudhur marathon (Borobudhur Marathon) , selain karena letak lokasi yang tidak begitu jauh, anatara Magelang dengan Jogjakarta . Selang waktu kedua gelaran kedua marathon ini juga tidak begitu lama, hanya berselang sekitar 5 bulan. Sehingga masih terbawa suasana yang ada di Borobudhur marathon. Jika ingin tahu bagaimana cerita borobudhur marathonku, kalian bisa cek di SINI

Borobudhur marathon lalu,adalah pertama kalinya aku ikut  gelaran lari besar, waktu itu aku mbil kategori 10 K, dan sekarang untuk jogja marathon, saya mencoba untuk “naik kelas” jadi ikut yang kelas Half marathon. Kesan yang didapat setelah ikut Borobudhur Marathon sangat memuaskan, sehingga wajar saja memberi ekspektasi tinggi untuk Jogja Marathon nanti.

Mandiri Jogja Marathon 2018, adalah kali keduanya  diadakannya gelaran marathon besar yang bertempat di candi prambanan yang letaknya berbatasan dengan provinsi Jogja dan Jawa Tengah. Dilaksanakan pada hari minggu tanggal 15 april 2018 dengan total peserta dari dalam dan luar negeri  sebanyak delapan ribu peserta lebih.  Gelaran ini  terbagi dalam 4 kategori yaitu : kategori 5K, 10 K, half marathon (21 K) dan full marathon (42 K) yang menjadi pembeda di   dengan Borobudhur Marathon adalah adanya kategori 5 K di Jogja Marathon ini.

Awal tahun 2018, sekitar bulan januari 2018, pendaftaran sudah mulai dibuka tapi itu untuk khusus nasabah mandiri dan bisa membeli tiket early bird. Kemudian bulan februari baru ada slot pendaftaram umum, ternyata slot pendaftaran umum langsung habis dalam kurun wkatu kurang dari 2 hari. Banyak teman saya yang akhirnya tidak mendapatkan kuota, Beruntunglah saya ikut slot pendaftaran dari komunitas lari Indo Runners Jogja atau biasa disebut Playon Jogja. Keterbatasan kuota ini menjadi nilai minus dari Jogja marathon,kenapa kuota untuk umum sedikit sekali, lebih dibanyakan untuk kuota nasabah mandiri.

Selanjutnya adalah saat pengambilan race pack, diinformasikan pengambilannya adlah di hotel Royal Ambarukmo, hotel Royal Ambarukmo adalah salah satu hotel kelas wahid di Jogja, saya ingat betapa mewahnya hotel yang digunakan sebagai tempat pengambilan racepack saat Borobudhur Marathon, begitu mewah, para peserta juga dimanjakan dengan berbagai acara seperti talk show,coaching clinic, pers conference dan lainnya . Tapi kembali saya harus kecewa, memangi tempatnya adalah dihotel mewah, tapi bukan didalam hotelnya, tetapi di semacam balai yang lokasinya ada disebelah hotel,tidak ada coaching clinic,tidak ada press conferce, sepertinya memang sudah disiapkan jika setelah mengambil recepack maka pelari bisa pulang.  Saya anggap pihak panitia bepikiran jika para peserta bisa mencari hiburan lain di sudut-sudut Jogjakarta yang istimewa, sehingga tidak disediakan hiburan di tempat tersebut.

 Pada hari digelarnya acara, untuk kategori Half marathon start dimulai pukul 5.30 pagi, tapi jam 5.25 aku masih mengantri untuk menitipkan barang bawaan di tempat drop bag, saat itu terpaksa harus menunggu karena tiket nya habis, padahal start sudah hampir mulai tapi aku masih menunggu mas panitia nyari kupon penitipan barang. Akhirnya aku titipkan saja barang bawaanku  ke temanku yang ikut 10 k yang startnya lebih lambat 30 menit dari kategori half marathon. Langsunglah bergegas menuju titik start, ternyata jarak drop bag dengan titik start cukup jauh, baru mau berjalan menuju titik start ternyata tembakan tanda dimulainya start sudah dimulai, ya sudah akhirnya aku ;langsung  lari tanpa pemanasan menuju garis start. Wajar saja saat baru kilometer awal aku sudah kelelahan  karena harus berlari menuju titik start supaya tidak ketinggalan jauh dari pelari lainnya.

Sepanjang rute sejauh 21 kilometer, pemandangan yang disajikan memang indah, sawah-sawah membentang luas, perumahan warga, candi-candi yang ada disekitar prambanan. Di kilometer-kilometer awal, jalanan begitu penuh, sehingga tidak bisa berlari secara cepat. Terpaksa berlari pelan bahkan harus berjalan, karena memang kondisi jalanan yang tidak begitu lebar dan jumlah pelari yang bengitu banyak. Hal yang sangat saya kagumi saat ikut Borobudhur Marathon adalah bagaimana tim cheering station memberi semangat kepada para pelari dan bagaimana tim water station yang begitu rapi tanpa ada desak-desakan menyediakan hidrasi untuk para peserta. Lah ini, tidak ada tim penyemangat, di water station saja harus berebutan untuk ambil air, seperti tidak berkoordinasi.

Menjelang garis finis, saya sudah membayangkan sambutan dari gadis cantik yang menjadi ‘Lady mendali”  yang dengan senyuman ramah dan mengucapkan selamat dan mengalungkan medali, karena memang seperti itu yang ada di borobudhur marathon. Memang disiapkan gadis cantik, tapi tidak dengan senyuman ramah dan ucapan selamat, cuma memberi  medali yang dibungkus plastik,seperti membagikan permen pada anak kecil.

Tulisan ini mungkin lebih seperti keluh kesah saya dari gelaran Mandiri Jogja Marathon 2018, bukan sperti cerita pengalaman yang menyenangkan, tapi tentu saja gelaran ini punya hal yang menyenangkan, salah satunya adlah desain medali yang bagus dengan ukuran yang besar, juga disediakan kaos finisher untuk kategori Half marathon dan full marathon, lumayan sih jadi nambah koleksi kaos sama koleksi medali, medalinya jadi medali terbesar yang aku punya memang hehe.

Sebagai seseorang yang sudah 5 tahun berdomisili di Jogja, jogja sudah seperti tanah kelahiranku sendiri,, jadi wajar saja memberikan ekspektasi yang baik untuk gelaran lari besar yang ada di Jogja.

Tulisan ini sebenarnya adalah tulisan yang telah aku buat di Kompasiana dengan judul “Pengalaman Saya Berlari di Mandiri Jogja Marathon 2018” yang penasaran bisa klik di SINI

“mangke kilen mergi mas dalem e” kata ibu ibu sambil menunjuk jalan menuju rumah bapak kepala dukuh

“matur suwun..nggih,bu” jawabku

Kepala dukuh adalah kumpulan dari beberapa RW yang secara struktural ada di bawah kepala desa dan diatas RW. Sederhananya di Jogja biasanya di sebuah desa ada beberapa dukuh, sebenarnya bukan Cuma di Jogja, di beberapa wilayah di jawa tengah sistem dukuh ini berlaku kok.

Jadi sebenarnya ada urusan apa sampai aku mencari rumah kepala dukuh ?. Sesuai judul dari tulisan ini, jadi ini adalah bentuk usaha part time yang aku lakukan. Lah ngapain ? kok kepo nanyain kepala dukuh ?. Jadi ini ada proyek dari Dinas Pertanian Provinsi Jogjakarta untuk mendata ketersediaan ALSINTAN (Alat Mesin Pertanian). Untuk tahu rumah ketua kelompok pertanian tempat adanya ALSINTAN maka harus nanya ke Kepala Dukuh terlebih dahulu, dari kepala dukuh baru tahulah posisi rumah ketua kelompok tani ini. Ini adalah cara yang merepotkan, kebanyakan orang kalau tinggal di kampung biasanya kurang tahu siapa ketua kelompok tani daerah setempat, yang tahu cuma pak kepala dukuh. Kadang pula ada orang yang nggak tahu siapa kepala dukuhnya, di kampung biasanya orang orang itu kurang peduli dengan jabatan, mereka taunya namanya, ah indah sekali kehidupan sperti itu. Info aja, kalau mau nyari seseorang di desa di Jogja atau wilayah jawa, langsung nanya rumah bapak “fulan” dimana, jangan nanya rumah “ketua RT” dimana ? ini fakta yang cukup penting loh.

Sederhanaya kegiatan yang aku lakuin ini namanya survei, kami yang melakukannya dinamakan ‘Surveyor”, ini bukan kali pertama aku jadi “Surveyor”, beberapa waltu yang lalu aku juga pernah kok jadi surveyor, tapi si pemilik proyeknya adalah lembaga survei elektabilitas pasangan calon walikota dan wakil walikota yang ada banyak unsur salah satu partai politik tertentu. Mending nggak usah diceritain, kebanyakan unsur politiknya, malah dikira aku kampanye lagi hehe.

Timku kebagian kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul . Gunung Kidul adalah wilayah di Jogja yang bertabur objek wisata alam yang begitu asik unuk dikunjungi, tapi jalanannya juga sebanding dengan indahnya pemandangan wisata disana. Jadi dari setap kabupaten kami harus mensurvei 10 kelompok tani yang berbeda, totalnya ada 20 kelompok tani dari 2 kabupaten. Data tentang kelompok tani yang kami survei itu sudah ditentukan, aku kurang tahu gimana caranya tapi 20 kelompok tani yang diberikan untuk kami survei itu sudah mewakili dari ratusan kelompok tani yang ada di 2 kabupaten itu.

Dari data, kami mendaptkan tempat di daerah kecamatan Pundong kabupaten Bantul. Beberapa waktu yang lalu saat ada siklon cempaka, dimana waktu itu Jogja hujan deras sampai berhari-hari, Jembatan di daerah Pundong ada yang hanyut terbawa banjir. Jembatan itu, beberapa minggu yang lalu adalah jembatan yang kami lewati. Hi..ngeri juga, nggak tahu kalau misal kami dapat jatah surveinya pas ada siklon cempaka ini, gimana nasib kami.

Bentuk kerja part-time mahasiswa ada banyak, tapi kenapa aku bisa milih surveyor ?. Sebenarnya nggak ada alasan khusus, intinya karena ada temen yang ngajakin juga hehe, gajinya juga lumayan. Oke buka-bukaan aja, dari kerja surveyor ini  selama 3-4 hari ini, gajinya bisa lebih dari satu juta loh. Ya lumayanlah, selain jadi suveyor, kadang aku juga ikut kegiatan volunteer atau relawan buat panitia-panitia acara acara tertentu, kayak kemarin acara ulang tahun kota Jogjakarta aku jadi volunteer buat jagain rombongan karnaval.

Sempat ada pikiran buat part-time jadi pelayan kaffe, jaga tempat ngegym, jadi guru les, tapi setelah dipikir-pikir, kayaknya itu terlalu menyita waktu, sementara beban skripsi ini belum selesai selesai hehe. Jadi sekian cerita tentang part-time yang aku lakuin, semoga bermanfaat.