Saat kembali ke rumah dan telah lelah dengan aktifitas yang dilakukannya seharian, seseorang akan butuh hiburan, hiburan yang bisa dia akses dengan mudah dan sambil beristirahat dengan nyaman, televisi adalah media hiburan yang tepat. Televisi, benda yang kerap disebut layar kaca yang keberadaannya sudah bertahun tahun jadi "sahabat" masyarakat banyak. Tapi, apa yang terjadi jika teman kita ini ternyata sudah bukan seperti teman yang kita harapkan.
Saat kita butuh hiburan apa yang televisi berikan ? Hanya program program yang isinnya tidak bermutu. Hiburan itu memang sifatnya membuat tertawa, tapi dengan membuat orang tertawa karena celaan yang bahasannya kasar dan tidak layak dikonsumsi publik. Ada acara yang tayang tiap sore dan isi hiburannya adalah dengan menghina salah satu pemainnya karena wajahnya yang (maaf) jelek, lalu pemain jelek tersebut dibully lalu disemprotkan tepung ke kepalanya.
Malamnya, ini jadi jam prime time bagi acara televisi, biasannya masing-masing stasiun televisi berlomba menyajikan program terbaik mereka, dan yang jadi program unggulan mereka adalah sinetron. Kalau sudah bahas sinetron, pasti banyak sekali yang mengkritik, ada yang bilang tayangan nggak bermutu, isinnya gaya hidup mewah, hedonisme.
Sinetron yang baru-baru ini cukup terkenal adalah sinetron yang menceritakan tentang kehidupan remaja SMA yang kerjaanya balapan motor gede. Lihat apa dampaknya ? Banyak anak remaja yang minta kepada orangtuanya untuk dibelikan motor besar, ini nyata ada tempat saya, ada seorang remaja yang mogok sekolah dan mengancam tidak mau sekolah lagi, jika orangtuanya tidak membelikannya motor gede. Apa yang dia tonton akan menjadi sangat berpengaruh bagi anak dan remaja. Tontonan bagi mereka juga sekaligus menjadi tuntunan, saat mereka tidak punya tontonan yang bermutu, maka mereka jadi kehilangan arah dan makin tak karuan.
Sinetron yang isinnya balap-balapan dan gaya hidup mewah. |
Selain butuh hiburan, manusia juga butuh informasi. Televisi, menjadi salah satu sumber informasi yang paling mudah diakses. Informasi adalah menyajikan fakta kepada masyarakat, tapi kenyataannya..terkadang informasi atau berita direkayasa, direkayasa layaknya sebuah kisah dalam sinetron, sesuai dengan kepentingan pihak pihak yang berkuasa.
Masih inget dengan kejadian pemilu presiden 2014 lalu ? Saat itu ada 2 kubu televisi, kubu televisi merah menyatakan calon presiden A sebagai pemenang tapi kubu televisi biru menyatakan calon presiden B sebagai pemenang. Meski pada akhirnya ketahuan juga siapa yang sebenarnya jadi presiden, tapi ternyata "perang" antara kubu merah dan biru belum juga usai sampai sekarang. Tivi merah yang calon presidennya tidak jadi presiden yang sebenarnya, berusaha mengkritisi mati-matian kebijakan presiden tersebut, berusaha selalu mencari celah keburukan presiden tersebut. Tivi biru kebalikannya, membesar besarkan kebijakan dari presiden yang sebenarnya biasa aja, terkadang pemberitaanya malah terasa begitu berlebihan dan terkesan "lebay".
Hasil quick Count yang berbeda |
Tapi, si merah dan biru ini malah jadi punya kesamaan, mereka memberitakan berita yang sesuai dengan kepentingan pihak tertentu. Dan akhirnya informasi menjadi informasi penuh rekayasa, masyarakat bingung dengan mana informasi yang benar benar aktual.
Tivi merah dan tivi biru |
Makin lama, makin hancur saja si sahabat kita ini, pengaruh buruknya bisa berdampak makin besar, tapi layaknya seorang sahabat, kita mesti menasehatinya untuk menjadi baik dan nantinnya memberi pengaruh baik bagi kita.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba di inspirasi.co...Mohon dukungan teman-teman semua untuk ikut mendukung di SINI
Terima Kasih :)
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba di inspirasi.co...Mohon dukungan teman-teman semua untuk ikut mendukung di SINI
Terima Kasih :)
Jujur sekarang gue jarang banget nonton TV. Palingan acara yang di siarin cuma berita yang di belokin dari faktanya. Tapi .... ada beberapa acara yang emang gue sempet-sempetin nonton. Sekarang kan ada Sinetron Si Doel, dihh Nostalgia banget. Dari pada nonton anak jalanan, yang pemainnya lebih ganteng dari gue plus jalan ceritanya gue juga gak paham arahnya kemana. Mending liat bang mandra ahahahaha
BalasHapusPerkembangan televisi makin lama makin buruk aja, bro... bagus tuh malah acara acara jadul, sinetron macam si Doel malahan banyak pesan moralnya tuh
HapusSahabat gue sekarang bukan televisi lagi bang, tapi smartphone. Wkwk. Palingan juga liat TV itu berita pagi sembari nyapu rumah.
BalasHapusMenurut gue acara TV sekarang gak ada yang menarik lagi. Sinetron gak asyik, gosip artis cari sensasi, berita lebay, film barat ulangan terus.
Padahal pas SD banyak banget tuh acara yang gue tunggu-tunggu. Are you smarter than a 5th grader? misalnya. Sekarang gue gak denger lagi tuh acara. Mending gue nonton anime di hp aja sebagai hiburannya. Wkwk.
Yang are you smarter than 5th grader itu acaranya keren, tapi udah nggk tayang lagi, acara yang bagus dan mendidik malah udah nggk ada, anime juga, sekarang kayaknya udah nggk ada anime di tipi, wajar deh bnyakan pada nontonnya dari internet.
Hapustv indonesia semakin kesini semakin parah tayangannya. stasiun tv yg dulunya favorit jadi freak buat ditonton. yang perlu waspada sih orang tua yang masih punya anak dibawah umur. anak-anak kan suka banget dan mudah untuk meniru sesuatu, termasuk tayangan tivi. kasihan kalo generasi muda indonesia mengalami kemunduran gara2 tayangan tivi indonesia yg g baik.
BalasHapusBuat anak generasi skarang mnding jangan sering2 nonton tipi, kasian nanti masa depannya, mnding orang tuanya pinter2 ngasih tontonan yang tepat buat anaknya.
HapusSayangnya g semudah itu, tapi g brati g bisa. Soalnya indonesia ini masih didominasi masyarakat menengah kebawah yg menjadikan tvnya sebagai hiburan. Masalah tv ini termasuk serius kalau kita telusuri. Perlu pemecahan dari 3 aspek, pemerintah melalui KPI, stasiun tv sebagai penayang program, dan masyarakat kita yg seharusnya upgrade dari berbagai sisi namun yg terpenting pendidikan dan taraf hidup yg harus meningkat
Hapusiya, karena tivi media paling gampang diakses, selain meningkatkan pendidikannya mungkin kemudahan akses informasi harusnya bisa lebih dipermudah.
HapusIya, kebanyakan malah hanya memburu pemasukan tanpa memikirkan kualitas. Mereka ngga memikirkan TV Indonesia kedepannya bakal gimana?
BalasHapusCuman jadi kaya orang jualan yang bisanya nyari untung aja, nggk peduli bermutu apa enggaknya
HapusMereka itu banyak takutnya. Takut ngga laku, takut rugi, takut ngga sesuai pasar. Tapi, percayalah, jika kontennya bagus pasti akan banyak yang suka~
HapusTV itu jelek atau engga tergantung lu nya juga sih nontonnhya acara apa. masih banyak kok acara-acara yang bermanfaat lainnya
BalasHapusBtw sinetron yang balap-balapan itu juga ada edukasinya kok setau gue, ada beberapa scane di sinetron itu yang ngajarin kita selalu ingat sama tuhan dan membantu orang yang kurang mampu hehe gitu sih. Soalnya gue lebih suka nyari positifnya dibanding hal-hal yang negatifnya
Mungkin memang nggk semuanya negatif, tetep ada sisi positifnya, makasih bro udah mau mengoreksi, nice dah hehe
HapusGua sih ga terlalu suka nonton tv, paling yang gua tunggu sekarang acara yang ada idola gua doang wkwkwk
BalasHapusBerita juga sama aja, itu-itu lagi dari channel satu ke channel yang lain.
Ya, jangan sering2 juga nonton tipi kalo emmg udah kebukti ngasih dampak yng kurang baik
HapusNah iya nih program acara tv sekarang cuma mentingin rating semata. Contohnya ngelawak dengan ngebully orang. Menurut saya lawakan kaya gini bukan lawakan yg cerdas.
BalasHapusMengenai TV sebagai alat politik juga sama mengecewakannya. Mereka2 coba mempengaruhi pemirsanya secara tidak langsung. Saya pun kalau mendengar berita dari tv merah dan biru tidak terlalu percaya. Kalo urusan berita2 kaya gitu saya percayanya TVRI yang selalu netral dan bukan milik pribadi.
Saat ini TVRI masih jadi tivi netral, tapi tampilan dan penyajian berita di TVRI itu kesannya kuno dan udah ktinggalan zaman banget
HapusCuma pas acara berita aja lho mampir ke TVRI nya hehe. Iya, kalo dibandingin dengan TV lain kerasa bgt kunonya. Tapi saya liat ada kok usaha dari TVRI buat nyamain levelnya dengan yg lain
HapusGue lho.. udah lama banget gak nonton TV. Kadang, kalo ditanya "KEmaren liat acara ini gk?" Sambil senyum gue jawab. "Enggakalh.TV aja gak ada." hahaha
BalasHapusSebenarnya, yang gue perhatikan sekarang adalah Sikap manusianya yang udah mengalami perubahan besar. Karena, kalo mau disalahkan secara sepihak. Toh, mereka butuh uang, kita juga butuh mereka. Sebenarnya, tergantung siapanya yang nonton dan bagaiman mengajarkan edukasi dari apa yang ditonton. Contoh, stasiun TV yang menayangkan Bolang, Tau Gak, Sih, Unyil, dan menurut gue sih, masih banyak tayangan yang layak. Cuman, begitulah peran media saat ini. Selalu, sekarang semuanya dibuat gampang naik karena ada media. Bahkan, lo kalo mau terkenal, cari aja perhtian media. UDah, besok terkenal itu.
Nah, sebagai masyarakat, kitanya yang bisa dilakukan adalah memberikan pengertian, entah itu saudara atau siapapun. Bahwa, menonton itu harus punya manfaat. Kalo setelah nonton malah minta Motor Gede dan gak mau sekolah. Itu sikap menontonya yang kurang dikendalikan. Ya, kembali lagi peran orang tua terhadap anak gimana.
Gue punya ponakan. Meskipun tontonannya BMX dan suka nangis kalo dipindah. Gue selalu bilang : "Jangan tonton cerita yang manfaatnya gak ada. Kalo ada, silahkan ambil." Tapi, yg terjadi dia banyak belajar arti setia kawan, kebersamaan. "Semuanya kembali ke pribadinya mas Yud."
Oke, deh. Udah kepanjangan keknya. :)
Nice bang, segala sesuatu pasti ada sisi positif sama negatif, balik lagi ke pinter-pinternya kita ambil yng positifnya yng mana
HapusSaya sudah lama banget udah nggak nonton televisi lagi, karena yaa alasannya hampir sama lah, tayangannya sudah ngga sebagus dulu. paling-paling kalo nonton stand up comedy sama tayangan di NET tv doang.
BalasHapusentah kenapa justru malah komedi yang memakai unsur bully gitu bisa tinggi ratingnya di masyarakat. saya salut dengan program ini talkshow yang ada di NET tv, mereka menggunakan aturan dimana yang ngebully akan di denda 5000. yaa semoga aja NET tv memang televisi masa kini dan masa depan lah.
eh kok saya jadi mengedepankan NEt tv gini yaa haha. yang jelas saya sih sukanya emang nonton NET tv doang karena memang acaranya disana sedikit berkualitas, meskipun belum beragam. semoga tayangan di televisi Indonesia kedepannya bisa lebih baik aja deh.
Iya, Net itu salah satu stasiun televisi yang memberi sentuhan yang berbeda, coba aja stasiun televisi lain bisa kayak net begitu
HapusGue setuju banget. Acara tv yang bermutu yang dulu pernah ada, sekarang udah gak mutu lagi. Gue sekarang lebih suka channel Net sama duo Trans sama Global. Walaupun di channel trans yang bermanfaat cuma separuh, yang penting ada. Daripada channel lain yang gak ada bagus-bagusnya. Kalo Net hampir seluruhnya acara yang bagus. Sempet ada series Enigma, gue favorit banget tuh. Tapi tidak sesuai realitas di Indonesia. Masak tanda kepolisian di kalungin, aneh..
BalasHapuscoba bisa balik lagi ke zaman dulu ya, her...yang bisa diandelin cuma Net, tapi kalo cuma Net doang yang bisa dilihat kan jadi bosen
HapusGue juga udah lupa kapan terakhir gue nontnon Tv. Sekarang kalau nonton tv paling cuma buat nonton bola aja. Dan menurut gue, acara-acara yang ada ditv indonesia sekarang, latah semua. Nggak boleh ada satu saja acara yang ratingnya bagus. Pasti langsung dibikin sama tv yang lainnya.
BalasHapuscuma acara bola yang masih jadi rame tontonan dan dimodifikasi jadi alay nggak jelas
HapusJarang sekali nonton tv... sebab-sebabnya sih ya karena faktor2 yang sudah kamu sebutkan di atas. Akhirnya lebih suka baca media online atau koran. Itupun pilih2. Akhirnya malah lebih suka baca jurnal ilmiah sekalian. Hahahaha. Kalau mau baca berita.. usahakan tidak dari satu sumber, minimal kita jadi punya pembanding. Memang pada akhirnya sama saja... saya juga kadang tidak tau mana kebenarannya.
BalasHapusistilahnya kita mesti pinter milah-milih sumber informasi, biar valid gitu ya...keren banget nih sukannya baca-baca jurnal ilmiah, aku baca jurnal ilmiah baru pas ada tugas aja wkwkwk
Hapusacara tivi sekarang, ngga seseru pas zaman gue sd dlu sih.
BalasHapushari minggu, hari dimana anak'' kecil pada menanti kartun kesayangnnya. sekarang mah apaan, malah anak kecil doyan sinetron'' kampret. mendidik kaga, tapi malah ngajarin hal'' yg ga baik. kalo liat di meme'' kemarin sih isinya,
'Guru dibayar murah untuk mendidik, sedangkan artis dibayar mahal untuk merusak'
kayaknya bener sih.
terlebih utk acara kampret, yg kerjaannya ngehina orang. pada nggak mikir apa setelahnya kayaknya ya?
yg lebih tua, ya seharusnya nyontohin yg baik lah. katanya public figure.
kemana ya animasi animasi favorit kita pas jaman SD dulu, gantinnya apa coba ? cuma sinetron... gimana nasib anak zaman sekarang nantinya ya
HapusTelevisi lokal emang agak menyedihkan beberapa acaranya... Sinetron lah, comedy yg membully lah. Belum lagi sensor2 an yg gak penting. Dan itu semua diperparah dengan adanya unsur politik yang memanipulasi..
BalasHapusKecewa emng sama stasiun lokal indonesia, makanya makin lama bnyak orang yng berbondong bondong buat pasa saluran tivi berbayar
Hapusmenurut gue sih tipi itu emang bukan sahabat, tapi barang ajah.. sahabat kita itu buku hehe
BalasHapustiap hari kita dijejeli informai yang nggak bermutu dan acara tipi yang sama nggak bermutunya.
.
.
makanya gue sekarang nggak nonton tipi lagi
wah kamu udah pindah ke sahabat baru ya, bro... iya. mending cari sahabat baru yang bisa lebih ngasih pengaruh baik aja ya
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus